Loading...
Rilis Berita

Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Gizi Esensial dan Imunisasi, Kemenkes Lakukan Pembekalan dengan 38 Poltekkes

20 May 2025


Bogor – Dalam rangka memperkuat upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melalui Investing in Nutrition and Early Years (INEY) Project Phase 2 menyelenggarakan kegiatan Pembekalan Kerjasama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) pada Tahun Anggaran 2025 di Bogor(15/5).

Pencegahan dan percepatan penurunan stunting hingga saat ini terus menjadi prioritas Kementerian Kesehatan dan jajarannya. Kita memiliki tanggung jawab besar dalam kontribusi terhadap capaian intervensi spesifik.

Prevalensi stunting sudah terus turun dari tahun ke tahun, dan berdasarkan hasil SSGI tahun 2024, prevalensi stunting kembali turun menjadi 19,8%. Begitupula dengan prevalensi wasting yang turun dari 8,5% menjadi 7,4% pada tahun 2024. Namun demikian prevalensi underweight kita meningkat dari 15,9% menjadi 16,8% sehingga perlu antisipasi jangan sampai balita-balita underweight ini jatuh ke masalah gizi yang lebih berat bahkan sampai ke stunting.

Upaya pencegahan penting dilakukan melalui intervensi spesifik yang fokus sasaran pada balita, ibu hamil, dan remaja putri. Saat ini capaian kita masih belum maksimal, baru 3 indikator intervensi spesifik yang tercapai pada tahun 2024 yaitu konsumsi TTD remaja putri, konsumsi TTD Ibu hamil, dan anak usia 6-23 bulan mendapat MP-ASI.

Artinya masih sangat perlu upaya yang lebih maksimal oleh semua pihak termasuk Poltekkes sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan yang memiliki sumberdaya akademisi yang potensial.

Melalui Project INEY, diperlukan kontribusi besar dari Poltekkes untuk melakukan pendampingan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Puskesmas, dan kader Posyandu, untuk meningkatkan kualitas layanan gizi esensial dan imunisasi.

Tahun 2024 sebanyak 76 Kabupaten/ kota telah didampingi dengan fokus pada upaya pencegahan stunting melalui peningkatan cakupan pemerinksaan ANC, Pemantauan Pertumbuhan Balita, Pemberian Makan Bayi dan Anak, serta Imunisasi.

Hasil pendampingan Poltekkes sebanyak 55,1% puskesmas lokus melakukan praktik MT lokal dan MP ASI dengan pelaporan lengkap; 40,9% kader di 2.949 posyandu lokus menjadi sasaran asistensi peningkatan kapasisas kader, capaian imunisasi kejar dan hasil pelacakan bersama poltekkes di kab. Aceh Barat, Tangerang, Klaten, Bekasi, Makassar mencapai 94-100%. Terdapat praktik baik berupa penguatan SOP pelayanan kesehatan, pembagian menu berbasis penelitian pangan lokal, pendampingan advokasi kepada pemerintah kecamatan dan desa.

Pembekalan ini mencakup materi mengenai mekanisme hibah, perencanaan kegiatan, pengelolaan anggaran, pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program. Selain itu, dibahas pula peran Poltekkes dalam mendukung edukasi gizi, pendampingan keluarga berisiko stunting, serta advokasi dan sosialisasi bagi Poltekkes dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota.

Pembekalan ini diharapkan dapat meningkatkan penajaman teknis kegiatan dan administrasi, penyamaan persepsi dan update program dalam upaya penurunan stunting melalui intervensi gizi spesifik dengan pendampingan Poltekkes.(ign)


Bagikan

Ditulis oleh
administrator

Artikel Terkait