Samarinda- Guna menanamkan pola hidup sehat sejak usia muda, Kemenkes gelar Roadshow “Si Paling Megang” di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (@KemenkesRI), Ayo Sehat Kemkes, Pemerintah Kota Samarinda, dan World Food Programme Indonesia (@WFPIndonesia).
Roadshow ini merupakan bagian dari kampanye Si Paling Megang (Menyala dengan Gerak dan Gizi Seimbang), sebuah inisiatif nasional untuk mengampanyekan gaya hidup sehat serta gizi seimbang melalui konten media sosial, lokakarya daring, dan aktivitas interaktif secara luring untuk mendukung remaja dan anak muda serta sejalan dengan Gerakan Nasional Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Kegiatan dihadiri oleh perwakilan pemerintah, tenaga kesehatan, pelajar, serta komunitas lokal yang peduli terhadap isu kesehatan.
Adapun rangkaian acara
mencakup edukasi interaktif tentang gizi dan kesehatan remaja, talkshow bersama
pakar gizi dan influencer kesehatan’, games dan tantangan “Si Paling Megang”, pemeriksaan
kesehatan gratis serta booth interaktif dari mitra pendukung.
Direktur Promkes dan Kesehatan Komunitas, Elvieda Sariwati
memberikan sambutan sekaligus membuka acara roadshow Si Paling Megang secara
resmi. “Teman-teman muda di Samarinda dan sekitarnya bisa menjadi champion
perubahan untuk diri sendiri dan sekitarnya.” Ujarnya.
Program ini merupakan salah satu langkah strategis dalam
merespons meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di kalangan remaja,
seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi. Fenomena ini banyak dipicu oleh
pola konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta minimnya aktivitas
fisik dalam keseharian mereka. Melalui pendekatan inovatif berbasis digital dan
pemberdayaan komunitas, program ini mendorong perubahan perilaku yang lebih
sehat, dengan cara yang relevan, menyenangkan, dan dekat dengan dunia remaja
masa kini.
Kampanye ini juga menggandeng para ahli gizi, pelatih kebugaran, serta figur muda berpengaruh untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara positif. Hal ini dimaksudkan agar edukasi terasa lebih dekat dan mudah diterima oleh remaja, tanpa terkesan menggurui.